SURABAYA, - Kreativitas yang dituangkan dalam gagasan dan karya nyata hendaknya dibagikan kepada khalayak umum sebagai sumber inspirasi inovasi yang mengundang apresiasi. Tunjukkan potensi inovatif mahasiswanya, Departemen Desain Interior Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar Pameran Tugas Akhir (TA) bertajuk For Your Final Project (FYP) selama tiga hari berturut-turut, mulai Senin (27/6/2022).
Berlokasi di ruang pameran Departemen Desain Interior, Koordinator Pameran FYP Ferdy Pradipta Zulfaninata mengungkapkan bahwa pameran TA dari mahasiswa semester akhir ini bertujuan untuk mempublikasikan Departemen Desain Interior ITS kepada masyarakat luas. Sesuai dengan nama yang diambil, pameran FYP ini merupakan rangkaian acara dari kegiatan tugas akhir mahasiswa. “Tugas akhir kami adalah mendesain ruang publik, ” ujarnya.
Tidak asal membuat desain, Ferdy menjelaskan ruang publik yang didesain oleh mahasiswa harus didasarkan pada upaya penyelesaian masalah dari problematika yang ada di masyarakat. Dalam pameran ini, perancang desain dilatih untuk berempati kepada masyarakat dengan mengintegrasikan seni, fungsi, serta teknologi dan sains.
Ferdy menambahkan, sebagai seorang desainer, mahasiswa tidak hanya sekadar mendesain tata ruang tetapi juga melakukan proses design thinking. Yakni dengan memperhatikan aspek bahan, material dan kekuatannya, harga, hingga peraturan perancangan ruang berdasarkan hukum.
Lebih lanjut, mahasiswa yang berdomisili di Surabaya ini mengungkapkan bahwa pengerjaan TA dari tahap riset, brainstorming, hingga penyusunan laporan harus didasarkan pada studi pustaka. Proses desainnya sendiri dibuat dengan menggunakan project mapping dan memasukkan augmented reality ke dalam interior.
Interior yang dibuat juga harus sesuai dengan tujuan interior yang diharapkan. Tujuan interior ini, sebut Ferdy, terbagi berdasarkan tiga rumpun ilmu dalam Desain Interior ITS yakni sains dan teknologi interior, perilaku dan lingkungan interior, serta estetika dan budaya interior.
Membahas tujuan interior, Ferdy mencontohkan TA-nya yang berfokus pada laboratorium perilaku dan lingkungan interior. Mengambil objek desain penginapan, mahasiswa yang berpengalaman menjadi asisten labortorium ini menggali potensi Pulau Maratua di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
Ia berpandangan bahwa dengan adanya pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN), Pulau Maratua dapat terangkat di sisi perekonomiannya karena letaknya yang relatif dekat.
Baca juga:
Kunjungan Konjen Australia ke RSUB
|
“Sasarannya adalah pejabat negara dan keluarganya, sehingga masyarakat setempat tidak hanya mengandalkan mata pencaharian nelayan, ” tuturnya.
Bukan hanya dari sisi potensi keindahan alamnya, Ferdy mengatakan bahwa Pulau Maratua juga memiliki potensi material. Salah satunya berupa tempurung kelapa yang dihasilkan dari produksi minyak masyarakat setempat.
Menurutnya, material tempurung kelapa ini bisa dimanfaatkan sebagai dekorasi dinding untuk penginapan yang ia desain. Sehingga proses desain yang dibuat bukan hanya memberdayakan kemampuan sosial dan ekonomi masyarakat, tetapi juga material alam yang ada.
“Diharapkan pariwisata Pulau Maratua berkembang dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat, ” tuturnya penuh harap.
Meskipun baru berjalan selama satu hari, Ferdy mengaku gembira melihat antusiasme pengunjung yang ada. Bukan hanya dihadiri oleh mahasiswa ITS, Pameran FYP juga berhasil mengundang perhatian masyarakat umum bahkan dihadiri oleh dosen dan mahasiswa dari universitas lain. “Hal ini menunjukkan bahwa Desain Interior ITS sudah dipandang sebagai indikator pembanding dalam dunia desain mahasiswa, ” pungkasnya. (HUMAS ITS)
Reporter: Zanubiya Arifah Khofsoh