SURABAYA – Berbagai prestasi gemilang tak henti direngkuh oleh Ksatria Airlangga. Kali ini, capaian itu datang dari lima mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang sukses meraih juara 3 National Business Model Canvas Competition Alteration 2022 pada Minggu (3/7/2022). Mereka adalah Anisa Safitri, Nova Ria Astuti, Willa, dan Yogi Lesmana dari program studi Ekonomi Pembangunan serta Tazkia Ibnatiar Rahma dari program studi Manajemen.
Ajang National Business Model Canvas Competition Alteration ini diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Administrasi Bisnis Indonesia (IMABI) Wilayah II. Tahun ini, kompetisi itu mengusung tema Young Entrepreneurs Innovate to Increase National Economic Growth.
Tazkia selaku ketua menjelaskan bahwa Business Model Canvas Competition (BMCC) adalah kompetisi ide bisnis yang menyajikan kerangka kerja dalam bentuk visual berupa kanvas agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah.
“Model ini digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis agar mampu menghasilkan kinerja yang lebih optimal. BMCC berguna untuk mempercepat proses analisis keuangan dan kekurangan bisnis, ” ujarnya.
Kemudian, Willa menjelaskan bahwa tahapan seleksi BMCC ini sangat ketat. Mereka harus mengikuti seleksi proposal dan prototipe selama satu bulan. Tahapan ini diikuti oleh 67 tim untuk memilih lima tim terbaik yang berhak melaju ke babak grand final.
“Kami berhasil keluar sebagai pemuncak klasemen dengan selisih poin yang sangat tipis dengan ranking di bawah kami. Pada tahap ini, setiap tim diminta untuk mempresentasikan bisnis masing-masing dan menghadapi sesi tanya jawab dengan dewan juri. Dari hasil babak grand final, kami keluar sebagai juara 3 dari total hampir 70 tim yang berpartisipasi, ” jelasnya.
Tim Sego Kuning Corp Universitas Airlangga berhasil meraih juara 3 National Business Model Canvas Competition Alteration 2022 (Sumber: Instagram @alteration.2022).
Baca juga:
Anak Petani Madiun Bisa Menjadi Kasal
|
Gagas Platform Personal Health Management Tools
Pada kompetisi tersebut, mereka menggagas platform personal health management tools sebagai upaya untuk melawan aging of organ function disease yang menyasar banyak kalangan. Sebagai informasi, aging of organ function disease ini berkontribusi 70 persen terhadap kematian. Namun pada kenyataannya, masih banyak orang yang abai terhadap kesehatan mereka.
“Maka dari itu, kita bikin platform yang bisa diakses dengan mudah dan terjangkau. Terus, platform ini juga eksklusif memerangi aging of organ function disease dan bisa jadi alternatif dari biaya konsultasi ke dokter yang cukup mahal. Oh, iya, kita memiliki fitur tambahan yaitu healthy food market. Di fitur itu ada saran penyajian makanan diet yang lebih variatif kayak western, korean, dan nusantaran food, ” tutur Willa.
Lebih lanjut, mereka menyampaikan bahwa sistem lomba BMCC ini sangat menarik. Mereka harus membuat proposal bisnis serinci mungkin, termasuk pada bagian analisis keuangan dan prospek bisnis. Menurut mereka, BMCC ini seperti kombinasi antara business plan competition dan business model canvas competition. Dari sistem itu, mereka belajar tentang banyak hal yang bisa dimanfaatkan ketika merealisasikan sebuah ide bisnis.
Terakhir, mereka bercerita bahwa mereka mengikuti lomba tersebut pada saat kesibukan UAS. Namun, semua hal berawal dari niat dan konsistensi yang akan menjadi pondasi dalam mengikuti perlombaan. Tidak hanya itu, kerja sama tim dan bonding antar-anggota juga sangat dibutuhkan.
“Setiap anggota saling mengisi kekurangan satu sama lain, membagi tugas, melakukan riset secara kolektif, menganalisis kebutuhan pasar, dan banyak serangkaian persiapan yang harus ditempuh untuk memunculkan suatu ide bisnis yang tidak hanya berorientasi profit, tetapi juga memiliki social benefit dalam memberdayakan masyarakat luas, ” tukas Tazkia. (*)
Penulis: Rafli Noer Khairam
Editor: Binti Q. Masruroh